Hell Yeah Pointer 3

Sabtu, November 7

MAKALAH - PUASA

 


PUASA

 

            APengertian, Rukun, Syarat dan yang Membatalkan Puasa

1.      Definisi Puasa

Puasa atau juga yang dikenal dengan sebutan shaum dari segi bahasa bermakna imsak (menahan) dan secara syar’i bermakna: Menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan, mulai terbit fajar subuh hingga terbenamnya matahari.[1]

Dalam pengertian syar’i puasa digambarkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 187 yaitu menahan nafsu dari makan, minum dan hubungan seksual dari terbit fajar dan terbenam matahari.

2.      Rukun Puasa

a.       Niat

Kedudukan niat dalam ajaran Islam penting sekali, karena ia menyangkut dengan kemauan.

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan setiap manusia hanya memperoleh menurut apa yang diniatkannya”[2]

Banyak terjadi kesalahfahaman tentang niat dalam berpuasa ini. Kata niat itu sebenarnya berarti kehendak atau maksud untuk mengerjakan sesuatu dengan sadar dan sengaja. Tetapi banyak orang mengartikan seolah-olah niat itu berarti mengucapkan atau melapalkan serangkaian kata-kata yang menjelaskan bahwa yang bersangkutan akan berbuat ini atau itu.

b.      Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Firman Allah SWT:

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ ...

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ... (البقرة: ١٨٧)

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan istri-istri kamu… dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam……

(QS. Al-Baqarah: 187)

Sabda Nabi SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ ذَرَعَهُ الْقَيْءُ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَمَنْ اسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْضِ

“Dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa muntah karena terpaksa (tidak disengaja), maka tidak wajib mengqadha (puasa). Tetapi barangsiapa muntah dengan sengaja, maka ia harus mengqadha puasanya”.[3]

3.      Syarat Puasa

Para ulama ahli fiqh membedakan syarat-syarat puasa atas:

a.       Syarat wajib puasa:

1.      Berakal (‘aqil)

Orang yang gila tidak diwajibkan puasa.

2.      Baligh (sampai umur)

Oleh karena itu anak-anak belum wajib berpuasa.

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ عَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنْ الْمُبْتَلَى حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَكْبُرَ

“Hukuman tidak berlaku atas tiga hal: orang yang tidur hingga ia terjaga, orang yang gila hingga ia waras dan anak kecil hingga ia dewasa”[4]

3.      Kuat berpuasa (qadir)

Orang yang tidak kuat untuk berpuasa baik karena tua atau sakit yang tidak dapat diharapkan sembuhnya, tidak diwajibkan atasnya puasa, tapi wajib bayar fidyah.

b.      Syarat syah puasa:

1.      Islam

Orang yang bukan Islam (kafir) tidak syah puasanya, demikian pula orang yang murtad.

2.      Mumayiz (mengerti dan mampu membedakan yang baik dengan yang tidak baik).

3.      Suci daripada darah haid, nifas dan wiladah

Wanita diwajibkan puasa selama mereka tidak haid, jika mereka sedang haid tidak diwajibkan puasa, tetapi diwajibkan mengerjakan qadha sebanyak puasa yang ditinggalkan setelah selesai bulan puasa.

Pada shalat, bagi orang yang haid lepas sama sekali kewajiban shalat, sedangkan pada puasa tidak lepas, tetapi di qadha pada waktu yang lain.

4.      Dikerjakan dalam waktu/hari yang dibolehkan puasa.

5.      Niat sedari malam bagi puasa wajib. Tidak sah puasanya tanpa niat, dan tempat niat di hati.[5] 

4.      Yang Membatalkan Puasa

Diantara hal-hal yang membatalkan puasa itu ada yang termasuk semacam pengeluaran, seperti jima’ (persetubuhan), sengaja muntah, haid dan berbekam; dan ada pula semacam pengisian perut, seperti makan dan minum.

5.        Sunnah puasa

a.       Mengakhirkan sahur hingga bagian akhir malam, selama tidak khawatir terbitnya fajar.

b.      Menyegerakan berbuka jika telah pasti tenggelamnya matahari.

c.       Memperbanyak amal-amal kebaikan, dan yang terdepan adalah menjaga shalat 5 waktu tepat pada waktunya yang dikerjakan bersama jamaah, membayar zakat kepada yang berhak, memperbanyak shalat sunah, sedekah, tilawah al-Quran, zikir, berdoa dan beristigfar.

d.      Jika dicela hendaknya mengatakan: "Aku sedang puasa." Tidak membalas celaan, tetapi menanggapinya dengan baik agar mendapatkan pahala dan selamat dari dosa.

e.       Membaca doa ketika berbuka.

f.       Berbuka dengan ruthab (kurma mengkal), jika tidak ada dengan tamr (kurma masak) dan jika tidak ada dengan air. 

C. Cara Melaksanakan Puasa

1.      Niat

2.      Makan sahur

Makan sahur ini adalah penambah kekuatan agar jasmani kuat dalam berpuasa esok harinya dan sebaiknya di akhirkan artinya mendekati terbitnya fajar (menjelang subuh).

Sabda Nabi SAW:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

“Dari Anas RA dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Sahurlah kalian! Sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah”.[6]

3.      Menjauhkan diri dari hal –hal yang membatalkan puasa

4.      Sholat fardhu berjamaah

5.      Menyegerakan berbuka apabila telah tiba waktunya

6.      Berbuka dengan kurma atau yang manis-manis.

7.      Berdoa sebelum memakan atau minum ketika berbuka

8.      Memberi makan orang yang berpuasa (berbagi)

9.      Memperbanyak amal baik



[1] Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, Panduan Praktis Berpuasa, (Jakarta: DARUL                         HAQ, 2012), hal. 5

[2] HR. Bukhari no. 1

[3] HR. Tirmidzi no. 720, Abu Daud no. 2380

[4] HR. Abu Daud no. 4398, Nasa’i no. 3378

[5] Lihat Dalil at-Thalib oleh Syaikh Mar'i Ibn Yusuf hal.75-76

[6] HR. Bukhari no. 1789, Muslim no. 1835

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH - PUASA

  PUASA                A .  Pengertian, Rukun, Syarat dan yang Membatalkan Puasa 1.       Definisi Puasa Puasa atau juga yang diken...